Senin, 22 April 2013

Upacara pernikahan Makassar yang Unik

Pesona Perkawinan Bugis-Makassar 


Salah satu bagian terpenting dari kehidupan manusia adalah perkawinan. Dan bagi masyarakat di Sulawesi Selatan khususnya suku Bugis Makassar dan masyarakat di Indonesia pada umumnya, perkawinan merupakan penyatuan dua keluarga besar dari kedua mempelai. Tak heran jika perkawinan adat Bugis Makassar tidak hanya melibatkan keluarga inti kedua mempelai, tapi juga seluruh keluarga besar sehingga tak jarang jika saudara, kakak dan adik, paman dan bibi, serta para sesepuh ikut terlibat dalam mempersiapkan pernikahan si mempelai. 
Upacara perkawinan di daerah Sulawesi Selatan banyak dipengaruhi oleh ritual-ritual sakral dengan tujuan agar perkawinan berjalan dengan lancar dan kedua mempelai mendapat berkah dari Tuhan. Tata cara upacara pernikahan adat Bugis Makassar melalui berberapa tahapan yaitu:

A'jagang-jagang/Ma'manu-manuPenyelidikan secara diam-diam oleh pihak calon mempelai pria untuk mengetahui latar belakang pihak calon mempelai wanita.

A'suro/Massuro 
Acara ini merupakan acara pinangan secara resmi pihak calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita. Dahulu, proses meminang bisa dilakukan beberapa fase dan bisa berlangsung berbulan-bulan untuk mencapai kesepakatan.
Appa'nasa/Patenre Ada

Usai acara pinangan, dilakukan appa'nasa/patenreada yaitu menentukan hari pernikahan. Selain penentuan hari pernikahan, juga disepakati besarnya mas kawin dan uang belanja. Besarnya mas kawin dan uang belanja ditentukan menurut golongan atau strata sosial sang gadis dan kesanggupan pihak keluarga pria.
Appanai Leko Lompo (erang-erang)

Setelah pinangan diterima secara resmi, maka dilakukan pertunangan yang disebut A'bayuang yaitu ketika pihak keluarga lelaki mengantarkan passio/passiko atau Pattere ada (Bugis). Hal ini dianggap sebagai pengikat dan biasanya berupa cincin. Prosesi mengantarkan passio diiringi dengan mengantar daun sirih pinang yang disebut Leko Caddi. Namun karena pertimbangan waktu, sekarang acara ini dilakukan bersamaan dengan acara Patenre Ada atau Appa'nasa.

A'barumbung (mappesau)

Acara mandi uap yang dilakukan oleh calon mempelai wanita.
Appasili Bunting (Cemme Mapepaccing)

Kegiatan tata upacara ini terdiri dari appasili buntinga'bubu, dan appakanre bunting. Prosesi appasili bunting ini hampir mirip dengan siraman dalam tradisi pernikahan Jawa. Acara ini dimaksudkan sebagai pembersihan diri lahir dan batin sehingga saat kedua mempelai mengarungi bahtera rumah tangga, mereka akan mendapat perlindungan dari Yang Kuasa dan dihindarkan dari segala macam mara bahaya. Acara ini dilanjutkan denganMacceko/A'bubu atau mencukur rambut halus di sekitar dahi yang dilakukan olehAnrong Bunting (penata rias). Tujuannya agar dadasa atau hiasan hitam pada dahi yang dikenakan calon mempelai wanita dapat melekat dengan baik. Setelah usai, dilanjutkan dengan acara Appakanre Bunting atau suapan calon mempelai yang dilakukan oleh anrong bunting dan orang tua calon mempelai. Suapan dari orang tua kepada calon mempelai merupakan simbol bahwa tanggung jawab orang tua kepada si anak sudah berakhir dan dialihkan ke calon suami si calon mempelai wanita.

Akkorongtigi/Mappaci
Upacara ini merupakan ritual pemakaian daun pacar ke tangan si calon mempelai. Daun pacar memiliki sifat magis dan melambangkan kesucian. Menjelang pernikahan biasanya diadakan malam pacar atau Wenni Mappaci (Bugis) atau Akkorontigi(Makassar) yang artinya malam mensucikan diri dengan meletakan tumbukan daun pacar ke tangan calon mempelai. Orang-orang yang diminta meletakkan daun pacar adalah orang-orang yang punya kedudukan sosial yang baik serta memiliki rumah tangga langgeng dan bahagia. Malam mappaci dilakukan menjelang upacara pernikahan dan diadakan di rumah masing-masing calon mempelai.

Assimorong/Menre'kawing
Acara ini merupakan acara akad nikah dan menjadi puncak dari rangkaian upacara pernikahan adat Bugis-Makassar. Calon mempelai pria diantar ke rumah calon mempelai wanita yang disebut Simorong (Makasar) atau Menre'kawing (Bugis). Di masa sekarang, dilakukan bersamaan dengan prosesi Appanai Leko Lompo (seserahan). Karena dilakukan bersamaan, maka rombongan terdiri dari dua rombongan, yaitu rombongan pembawa Leko Lompo (seserahan) dan rombongan calon mempelai pria bersama keluarga dan undangan.

Appabajikang Bunting
Prosesi ini merupakan prosesi menyatukan kedua mempelai. Setelah akad nikah selesai, mempelai pria diantar ke kamar mempelai wanita. Dalam tradisi Bugis-Makasar, pintu menuju kamar mempelai wanita biasanya terkunci rapat. Kemudian terjadi dialog singkat antara pengantar mempelai pria dengan penjaga pintu kamar mempelai wanita. Setelah mempelai pria diizinkan masuk, kemudian diadakan acara Mappasikarawa (saling menyentuh). Sesudah itu, kedua mempelai bersanding di atas tempat tidur untuk mengikuti beberapa acara seperti pemasangan sarung sebanyak tujuh lembar yang dipandu oleh indo botting (pemandu adat). Hal ini mengandung makna mempelai pria sudah diterima oleh keluarga mempelai wanita.

Alleka bunting (marolla)
Acara ini sering disebut sebagai acara ngunduh mantu. Sehari sesudah pesta pernikahan, mempelai wanita ditemani beberapa orang anggota keluarga diantar ke rumah orang tua mempelai pria. Rombongan ini membawa beberapa hadiah sebagia balasan untuk mempelai pria. Mempelai wanita membawa sarung untuk orang tua mempelai pria dan saudara-saudaranya. Acara ini disebut Makkasiwiang.


Perkembangan Ekonomi kota Makassar

Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar Tertinggi di Indonesia 

MAKASSAR, FAJAR -- Laju pertumbuhan ekonomi Kota Makassar berada di peringkat paling tinggi di Indonesia. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota Makassar di atas 9 persen.

Bahkan, pada 2008 lalu, pertumbuhan ekonomi Kota Makassar mencapai angka 10,83 persen. Pesatnya pertumbuhan ekonomi saat itu, bersamaan dengan gencarnya pembangunan infrastruktur yang mendorong perputaran ekonomi,  seperti pembangunan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, jalan tol dan sarana bermain kelas dunia Trans Studio di Kawasan Kota Mandiri Tanjung Bunga.

“Walaupun  selama ini kita dibombardir isu negatif  demostrasi, ternyata persepsi Kota Makassar oleh investor yang ada di luar berbanding terbalik. Terbukti, minat mereka tetap besar. Jadi kuncinya adalah konsistensi pemerintah dalam memberikan pelayanan tanpa memungut biaya siluman,“ ujar Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin, terkait loncatan ekonomi kota yang dipimpinnya.

Menurut Ilham, sejak memulai perubahan Kota Makassar pada tahun 2004, yang paling pertama dilakukannya adalah mengubah posisi Kota Makassar menjadi ruang keluarga Kawasan Timur Indonesia (KTI) dari yang sebelumnya di kenal sebagai pintu gerbang Indonesia Timur.

“Dengan menjadi ruang keluarga, maka seluruh aktivitas sosial maupun ekonomi akan bertumpu di Kota Makassar.     Bandingkan jika hanya sebagai pintu gerbang, para pelaku ekonomi hanya menjadikan Makassar sebagai tempat transit atau daerah perlintasan saja, artinya kita tidak mendapatkan apa – apa. Ibarat ruang keluarga di sebuah rumah, maka Kota Makassar menjadi titik simpul Kawasan Timur Indonesia sehingga menjadi pusat pelayanan dan pengembangan distribusi jasa dan perdagangan,“ beber Ilham bersemangat. (*/ars

Buah tangan khas Makassar


Buah tangan khas Sulawesi Selatan

:: Songkok To Bone

Songkok To Bone artinya songkok orang bone. Dari namanya sudah tahu kan asal dari songkok ini. Yup benar, dari Bone. Songkok khas suku bugis ini biasa juga di sebut Songkok Recca'. Songkok ini terbuat dari serat pelepah daun lontar dengan cara dipukul-pukul (bahasa bugisnya : di recca-recca).

Menurut sejarahnya  Songkok To Bone ini tercipta ketika terjadi perang antara Bone dan Tanah Toraja pada Tahun 1683. Pasukan Bone pada waktu itu menggunakan Songkok Recca' sebagai tanda untuk membedakan dengan pasukan tator. 

Pada zaman pemerintahan A. Mappayukki (Raja Bone ke-31) di buat dengan pinggiran emas (Pamiring Pulaweng) yang menunjukkan strata pemakainya. Tapi seiring berkembangnya zaman, songkok recca' ini bisa dipakai oleh siapapun. (Baca sejarah lengkapnya di Wikipedia).

Nah, harga Songkok Recca' ini bervariasi loh, tergantung kualitasnya mulai dari Rp. 80.000 - Rp. 1.000.000, bahkan ada loh yang sampe puluhan juta rupiah. Saya sendiri sempat melihat Songkok Recca' seharga Rp. 10.000.000 (Wahh.... busseeetttt.... songkok saja harga segitu). Eitssss... tapi jangan salah itu emas asli loh, tergantung ringgit emasnya. Songkok Recca' yang berharga 10 juta tadi itu terbuat dari emas 1 ringgit artinya emas 1 ringgit tersebut di lebur kemudian di buat benang emas untuk dijadikan pemanis songkok recca' tersebut. Hehehe... dan ternyata songkok recca' masih menunjukkan strata pemakainya ya ^^

:: Sutera Sengkang

Sutera Sengkang merupakan hasil tenunan handmade tradisional dari daerah Sengkang-Wajo. Ciri khas dari kain sutera Sengkang ini adalah motifnya yang bergaris-garis dengan warna-warna yang cerah alias ngejreng. Harganya bervariatif tergantung kualitas bahannya dong mulai dari Rp. 30.000 - Rp. 900.000 per meter. Kain sutera sengkang ini biasa di pakai untuk acara-acara resmi seperti pernikahan.

:: Sarung Mandar

Sarung tenun khas mandar ini merupakan masih dilakukan dengan cara tradisional (Handmade). Perbedaannya dengan kain sutera sengkang tadi adalah motifnya. Motif kotak-kotak merupakan ciri khas sarung ini dengan warna-warna ngejreng tentunya. Harganya juga variatif lagi-lagi tergantung kualitas bahannya mulai dari Rp. 150.000 sampai dengan Rp. 250.000

:: Sirup Markisa



:: Aneka Cemilan Khas Sulawesi Selatan


  



:: Kopi Toraja


:: Ukiran Khas Toraja


:: Kerajinan Dari Perak


:: Minyak Gosok



Tempat Wisata di Makassar


Makassar: Tempat Wisata Mempesona, Bagus, Dan Unik Di Indonesia

Makassar merupakan salah satu kota metropolitan di daerah timur Indonesia tepatnya di provinsi Sulawesi Selatan memiliki banyak tempat-tempat wisata yang cukup banyak menguras isi kantong Anda dan akan menarik sedikit perhatian anda untuk berkunjung disana setelah membaca artikel ini. Selain memiliki banyak tempat wisata juga memiliki banyak sebutan nama seperti kota Daeng, kota Angin Mamiri, dan kota Ujung Pandang. Menurut saya, kota Makassar yang merupakan kota kelahiran artis Almarhum Sophan Sophiaan memiliki tempat wisata cukup lengkap dan banyak serta menarik untuk dikunjungi. Namun, banyak orang maupun tourist yang tidak tahu akan obyek-obyek wisata di Makassar. Kenapa saya bisa mengatakan hal seperti itu? jawabannya karena saya pernah tinggal di kota Makassarini selama hampir kurang lebih satu tahun. Lho kok bisa tinggal di sana? ya bisa, kan aku dulu pernah kuliah di Makassar tepatnya di jalan Urip Sumoharjo. Bagaimana tidak mungkin aku tidak mengenal kota ini lebih dekat dan CUKUP betah  karena pesona indahnya yang menghiasi setiap sudut tempat-tempat wisata di kota ini.
Saya sebagai orang Jawa, tepatnya Surabaya lumayan kaget karena ada kota yang hampir mirip dengan kota Surabaya ini. Setelah keliling di berbagai tempat wisata di kota Makassar ternyata tidak jauh berbeda dengan keadaan Surabaya. Kota ini juga lumayan ramai dan panasnya bukan main, tidak jauh berbeda signifikan dengan kota tanah kelahiran saya. Kota Makassar ini juga lumayan ramai dan banyak orang yang merantau di kota besar Makassar ini. Tidak cukup banyak, mungkin hampir 5-15% pendudukMakassar adalah orang Jawa sendiri. Saya bisa mengatakan hal seperti itu karena setiap kali saya mampir ke warung makan saya pasti menemukan logat-logat jawanya dan setelah saya tanya, eh beneran orang Jawa. Seandainya saya tidak bertanya pun juga sudah terlihat kalau banyak pedagang Bakso, Ayam Goreng, Pangsit Mie, dan sebagainya yang berasal dari Jawa dan menetap dan bahkan ada yang menikah dengan orang Makassar. Blasteran Jawa dengan Makassar gitu istilahnya. Tidak perlu heran kalau ke Makassar banyak menemukan orang Jawa dan tidak perlu takut soal perut karena beralasan tidak cocok makanan Makassar soalnya sudah tersedia banyak makanan Jawa di kota metropolitan ini.
Hampir setiap pagi dan sore kunikmati kemacetan yang luar biasa layaknya kota Jakarta dan Surabaya pada umumnya. Makassar mengalami pertumbuhan penduduk yang cukup besar setiap tahunnya. Kok aku jadi curhat kehidupanku di Makassar ya!!!!! Maaf ya, itu tadi pembukaan dan sekaligus memperkenalkan seperti apa sih kota Makassar keadaannya supaya banyak orang, tourism, dan wisatawan agar tidak kaget di sana nantinya pas berkunjung ke Makassar. Langsung aja ke topik utama deh, kota Makassar ini banyak tempat-tempat wisata yang melirik sedikit perhatian anda. Berikut adalahtempat-tempat wisata yang saya tawarkan di Makassar:
1. Pantai Losari
Pantai yang menghiasi pernak-pernik kota Makassar ini sangat terkenal lho. Pantai Losari ini merupakan ikon kota Makassar. Mungkin sudah banyak orang yang tahu kali ya tentang pesona indahnya Pantai Losari di sore hari saat terbenamnya matahari dari ufuk barat. Tidak hanya itu saja, Pantai Losari juga terkenal dengan sebutan “Meja terpanjang di ASIA bahkan Dunia” karena begitu banyaknya restoran, warung, cafe, pedagang kaki lima di sepanjang Pantai Losari. Hampir setiap sore Pantai Losaridikunjungi oleh anak-anak kecil bersama orang tuanya untuk bermain di sekitar anjungan pantainya. Ini dia gambar sekilas dan gambaran mengenai Pantai Losari (Maaf, saya ngikut eksis dikit ya).
Pantai Losari

2. Trans Studio Makassar
Siapa sih yang nggak kenal dengan tempat hiburan anak-anak Indoor ini? menurut artikel pada wikipedia,Trans Studio Makassar merupakan Indoor Theme Park terbesar di dunia lho. Wahana-wahana hiburan permainan anak-anak juga dihadirkan lengkap, menarik, dan fantastis. Bagi anda yang mempunyai anak kecil, saudara, teman, pacar, atau sebagainya janganlah lupa mampir ke Trans Studio Makassar. Untuk masalah budget, tidak usah khawatir, cuma butuh Rp 100.000 aja kok untuk bayar tiket dan bisa masuk ke Trans Studio Makassar. Asyik lhooo wahana-wahananya!!! Ini dia sedikit skrinsutsnya Trans Studio Makassar

Trans Studio, Makassar
Trans Studio, Makassar

3. Benteng Rotterdam (Fort Rotterdam)
Benteng ini dibangun oleh Raja Gowa X. Dahulu, benteng ini bernama “Benteng Ujung Pandang”. Namun, pada tahun 1667 benteng ini direbut oleh Belanda pada saat Belanda memasuki area Sulawesi dan Maluku sehingga berganti nama “Benteng Rotterdam (Fort Rotterdam)” serta tata ruang, desain, dan bangunan sedikit diubah menjadi bangunan Belanda pada umumnya. Saat ini, Benteng Rotterdam (Fort Rotterdam) dijadikan sebagai pusat kebudayaan dan seni. Oiya, dulunya benteng ini juga pernah sempat dijadikan tempat tahanan Pangeran Diponegoro hingga Pangeran Diponegoro meninggal di kota Makassar dan dimakamkan di Makassar. Di dalam benteng ini terdapat musium La Galigo yang menyimpan kurang lebih 4.999 koleksi yang meliputi prasejarah, numismatic, keramik asing, naskah, dan sebagainya. Untuk memasuki Benteng Rotterdam, anda cukup bayar seikhlasnya aja ke petugas penjaga Benteng Rotterdam ini, tidak bayar juga gpp kok :) .
Benteng Rotterdam (Fort Rotterdam)
Benteng Rotterdam (Fort Rotterdam)
4. Pantai Akarena
Pantai Akarena ini letaknya dekat dengan Trans Studio Makassar pokoknya. Tinggal lurus aja dari Trans Studio. Saya tidak tahu nama jalannya, yang jelas itu dekat sekali dengan Trans Studio Makassar, kurang lebih 1-2 Kilometer. Pantai ini cukup menarik, hanya butuh budget Rp 10.000 per orang dewasa untuk bisa memasuki kawasan area Pantai Akarena ini.
Pantai Akarena
Pantai Akarena
Dan masih ada banyak lagi tempat wisata yang lainnya yang tidak saya sebutkan seperti WisataBantimurung (Kab. Maros), Benteng Somba Opu, Pulau Samalona, Pulau Kahayangan, Malino (Kab. Gowa), dan sebagainya. Tapi, saya tidak bisa bercerita lebih jauh di sini, karena sudah terlalu panjang artikelnya, entar anda bosan lagi lihat foto-foto yang saya papang di sini.
Sudah dulu ya, sekian dari saya. Semoga anda yang membaca artikel saya ini tertarik untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di daerah Makassar dan sekitarnya. Janganlah lupa ajak sanak saudara, teman, pacar, adik, anak-anaknya atau apalah terserah untuk mengunjungi Makassar dan jangan lupa budgetnya tolong disiapkan juga .

Letak Geografis Makassar

Geografis Makassar

Kota Makassar mempunyai posisi strategis karena berada di persimpangan jalur lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam propinsi di Sulawesi, dari wilayah kawasan Barat ke wilayah kawasan Timur Indonesia dan dari wilayah utara ke wilayah selatan Indonesia. Dengan kata lain, wilayah kota Makassar berada koordinat 119 derajat bujur timur dan 5,8 derajat lintang selatan dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan laut. Kota Makassar merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0 - 5 derajat ke arah barat, diapit dua muara sungai yakni sungai.Tallo yang bermuara di bagian utara kota dan sungai Jeneberang yang bermuara di selatan kota. Luas wilayah kota Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih 175,77 Km2 daratan dan termasuk 11 pulau di selat Makassar ditambah luas wilayah perairan kurang lebih 100 Km².

Jumlah kecamatan di kota Makassar sebanyak 14 kecamatan dan memiliki 143 kelurahan. Diantara kecamat-an tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan dengan pantai yaitu kecamatan Tamalate, Mariso, Wajo, Ujung Tanah, Tallo, Tamalanrea dan Biringkanaya.

Kota Makassar sendiri berdekatan dengan sejumlah kabupaten yakni sebelah utara dengan kabupaten Pangkep, sebelah timur dengan kabupaten Maros, sebelah selatan dengan kabupaten Gowa dan sebelah barat dengan Selat Makassar.

Dari gambaran selintas mengenai lokasi dan kondisi geografis Makassar, memberi penjelasan bahwa secara geografis, kota Makassar memang sangat strategis dilihat dari sisi kepentingan ekonomi maupun politik. Dari sisi ekonomi, Makassar menjadi simpul jasa distribusi yang tentunya akan lebih efisien dibandingkan daerah lain. Memang selama ini kebijakan makro pemerintah yang seolah-olah menjadikan Surabaya sebagai home base pengelolaan produk-produk draft kawasan Timur Indonesia, membuat Makassar kurang dikembangkan secara optimal. Padahal dengan mengembangkan Makassar, otomatis akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan Timur Indonesia dan percepatan pembangunan. Dengan demikian, dilihat dari sisi letak dan kondisi geografis - Makassar memiliki keunggulan komparatif dibanding wilayah lain di kawasan Timur Indonesia. Saat ini Kota Makassar dijadikan inti pengembangan wilayah terpadu Mamminasata.

Jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Kota Makassar terdiri dari tanah inceptisol dan tanah ultisol. Jenis tanah inceptisol terdapat hampir di seluruh wilayah Kota Makassar, merupakan tanah yang tergolong sebagai tanah muda dengan tingkat perkembangan lemah yang dicirikan oleh horison penciri kambik. Tanah ini terbentuk dari berbagai macam bahan induk, yaitu aluvium (fluviatil dan marin), batu pasir, batu liat, dan batu gamping.

Penyebaran tanah ini terutama di daerah dataran antara perbukitan, tanggul sungai, rawa belakang sungai, dataran aluvial, sebagian dataran struktural berelief datar, landform struktural/ tektonik, dan dataran/ perbukitan volkanik. Kadang-kadang berada pada kondisi tergenang untuk selang waktu yang cukup lama pada kedalaman 40 sampai 50 cm. Tanah Inceptisol memiliki horison cambic pada horison B yang dicirikan dengan adanya kandungan liat yang belum terbentuk dengan baik akibat proses basah kering dan proses penghanyutan pada lapisan tanah.

Jenis tanah ultisol merupakan tanah berwarna kemerahan yang banyak mengandung lapisan tanah liat dan bersifat asam. Warna tersebut terjadi akibat kandungan logam – terutama besi dan aluminium – yang teroksidasi (weathered soil). Umum terdapat di wilayah tropis pada hutan hujan, secara alamiah cocok untuk kultivasi atau penanaman hutan. Selain itu juga merupakan material yang stabil digunakan dalam konstruksi bangunan.

Tanah ultisol berkembang dari batuan sedimen masam (batupasir dan batuliat) dan sedikit dari batuan volkano tua. Penyebaran utama terdapat pada landform tektonik/struktural dengan relief datar hingga berbukit dan bergunung. Tanah yang mempunyai horison argilik atau kandik dan memiliki kejenuhan basa sebesar kurang dari 35 persen pada ke dalaman 125 cm atau lebih di bawah batas atas horison argilik atau kandik. Tanah ini telah mengalami pelapukan lanjut dan terjadi translokasi liat pada bahan induk yang umumnya terdiri dari bahan kaya aluminium silika dengan iklim basah. Sifat-sifat utamanya men-cerminkan kondisi telah mengalami pencucian intensif, diantaranya miskin unsur hara N, P, dan K, sangat masam sampai masam, miskin bahan organik, lapisan bawah kaya aluminimum (Al), dan peka terhadap erosi.

Parameter yang menentukan persebaran jenis tanah di wilayah Kota Makassar adalah jenis batuan, iklim, dan geomorfologi lokal, sehingga perkembangannya ditentukan oleh tingkat pelapukan batuan pada kawasan tersebut. Kualitas tanah mempunyai pengaruh yang besar terhadap intensitas penggunaan lahannya. Tanah-tanah yang sudah berkembang horizonnya akan semakin intensif dipergunakan, terutama untuk kegiatan budidaya. Sedangkan kawasan-kawasan yang mempunyai perkembangan lapisan tanahnya masih tipis bisa dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya. Penentuan kualitas tanah dan penyebarannya ini akan sangat berarti dalam pengembangan wilayah di Makassar, karena wilayah Makassar terdiri dari laut, dataran rendah dan dataran tinggi, sehingga perlu dibuatkan prioritas-prioritas penggunaan lahan yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan intensitas pemanfaatannya.

Dari fakta di lapangan terlihat bahwa pada wilayah perkotaan seperti Kota Makassar sudah jarang terdapat lahan kosong milik negara atau lahan-lahan mentah lainnya. Maka akan lebih mengena jika lahan yang ada dikategorikan berdasarkan kriteria-kriteria yang mengarah pada trend dan visualisasi psikologis dari area-area yang ada dan membaginya dalam bentuk tipologi kawasan, dibanding metode tradisional yang hanya mengandalkan pengkategorian pada visual lahan yang masih kosong, ada vegetasi, atau terbangun. Sehingga bila dilihat berdasarkan keadaan litologi, topografi, jenis tanah, iklim dan vegetasi yang ada, Kota Makassar direkomendasikan sebagian besar untuk kawasan pengembangan budidaya karena tidak ada syarat yang memenuhi sebagai kawasan lindung. Mencermati pembagian lahan dalam wilayah Makassar dibagi dengan peruntukan kawasan sebagai berikut, Kawasan Mantap 38 %, Kawasan Peralihan 11 %, dan Kawasan Dinamis 51 %.

Makanan Tradisional Makassar


8 Kuliner Khas Makassar Aneka Makanan Sulawesi


1. Coto Makassar atau Soto Mangkasara

Coto Makassar


Makanan khas makassar yang kaya rempah ini memang sangat terkenal di seluruh penjuru Nusantara bahkan Mancanegara sekalipun, dan banyak orang yang datang ke Makassar pasti pernah mencicipi coto makassar 

2. Sop Saudara

Sop Saudara Pangkep


Sekilas memang Sop Saudara sebuah nama makanan yang menjadi identitas, makanan berkuah yang dihidangkan dalam mangkuk tapi jika dilihat lebih dekat dan dirasakan pastilah berbeda. Makanan tradisional khas Kabupaten Pangkep sulawesi selatan ini dapat dijumpai di Makassar. Sop saudara dibuat dari daging sapi, bihun dan kentang goreng yang biasanya dibentuk bola-bola kecil, dan paru sapi yang digoreng, biasanya disajikan bersama dengan nasi putih, ikan bakar, dan telur rebus sebagai tambahan lauknya. Tambahan sebagai pelengkap menu adalah sambal kacang dan irisan Timun

3. Sop Konro
Sup Konro adalah masakan tradisional khas Indonesia yang berasal dari tradisi Bugis dan Makassar. Sup ini berbahan dasar iga sapi atau daging sapi. Daging sapi direbus bersama dengan bahan lain seperti kayu manis, air asam jawa dan berbagai bahan lainnya. Kemudian tumisan campuran beberapa bumbu masak seperti merica, pala, kacang merah dan bahan lainnya, dituangkan kedalam rebusan iga sapi. Warna gelap sop konro berasal dari buah kluwak yang memang berwarna hitam. Bumbunya relatif "kuat" akibat digunakannya ketumbar. Konro aslinya dimasak berkuah dalam bentuk sup yang kaya rempah-rempah, akan tetapi kini terdapat variasi bakar yang disebut "Konro bakar" yaitu iga sapi bakar dengan bumbu khas konro. Masakan berkuah warna coklat kehitaman ini pada umumnya disajikan atau dimakan bersama nasi putih dan sambal.

4. Barongko
Barongko adalah makanan penutup khas daerah Bugis-Makassar berupa kue pisang yang sangat lembut. Pisang yang menjadi bahan baku utamanya di olah sedemikian rupa, daging pisang dihaluskan bersama bahan yang lain seperti telur, gula, garam dan susu bubuk, lalu dibungkus memakai daun pisang berbentuk bungkusan pecal.

5. Pisang Epe
Dilihat dari namanya pastilah makanan khas kota Makassar ini terbuat dari pisang. Pisang yang dijadikan bahan pembuatannya yaitu pisang kepok setangah mengkal. Proses pembuatannya pun tergolong sangat mudah dan bahan-bahan yang dibutuhkan juga gampang untuk dicari.

Pisang yang telah dikupas dibakar diatas bara api, kemudian dibolak-balik hingga harum dan lembek. Pisang diambil kemudian di tekan hingga pipih, kemudian di bakar kembali. Setelah melakukan pembakaran, pisang ditaruh diatas piring dan kemudian untuk toppingnya gula merah dicampur dengan air daun pandan ditambah dengan garam dan durian yang direbus hingga kental, dan kemudian disiramkan keatas susunan pisang yang disajikan diatas piring

6. Es Palu Butung
Es Palu Butung adalah es campur gaya Makassar yang merupakan makanan penutup sangat populer dari Makassar, Sulawesi Selatan. Bahan utama pembuatan es ini berupa pisang hijau yang dipotong-potong yang diletakkan diatas semacam bubur berwarna putih yang terbuat dari santan ditambah dengan es serut dan susu kental. Es ini juga biasa tersaji di warung-warung karena memang dua hidangan ini berasal dari daerah yang sama.

7. Es Pisang Hijau


Resep Cara Membuat Es Pisang Ijo Ala Pak Ijo


Es pisang Hijau adalah hidangan khas dari kota aging mammiri, namun demikian hidangan ini cukup populer dibanyak daerah. Es ini terbuat dari pisang raja atau kepok, paduan pisang dan tepung beras ditambah bubur, sirop dan es serut membuat es ini benar-benar mengugah rasa. Cocok dinikmati saat udara panas. Jadi kata ijo itu bukan menunjukkan bahwa jajanan ini terbuat dari pisang hijau tetapi dari tepung pembungkusnya yang berwarna hijau dari daun pandan

8. Gogogso


Resep Gogoso Kuliner Makassar


Gogoso adalah salah satu makanan khas orang bugis makassar yang sangat digemari di Sulawesi Selatan ketika lebaran, selain ketupat lebaran, gogoso pun juga turut meramaikan bersama dengan bersama dengan aneka masakan lainya pada hari-hati biasa, gogoso banyak ditemukan didaerah pantai losari atau dipinggir-pinggir jalan kota makassar biasanya dijajakan oleh pedagang asongan bisanya dijajakan bersama telur asin atau lebih akrab dengan sebutan orang makassar Bayao Kannasa, dan kacang rebus.

Pakaian Tradisional Makassar

Baju Bodo, Busana Tertua Di Dunia (Baju Tradisional Bugis & Makassar)
Baju Bodo, busana dengan potongan simetris sederhana, dengan efek menggelembung dan longgar, berasal dari etnis Sulawesi Selatan ini, diketahui ternyata merupakan salah satu busana tertua di dunia. Dalam Festival Busana Nusantara 2007 lalu di Kuta – Bali, perancang busana kenamaan Oscar Lawalata menegaskan, “Baju bodo itu adalah salah satu baju tertua di dunia dan dunia internasional belum mengetahuinya,”.

Baju Bodo atau yang dikenal dengan nama baju Tokko sudah dikenal masyarakat Sulawesi Selatan pada pertengahan abad IX, hal ini diperkuat dari sejarah kain Muslin, kain yang digunakan sebagai bahan dasar baju bodo itu sendiri.

Kain Muslin adalah lembaran kain hasil tenunan dari pilinan kapas yang dijalin dengan benang katun. Memiliki rongga dan kerapatan benang yang renggang menjadikan kain Muslin sangat cocok untuk daerah tropis dan daerah beriklim kering.

Kain Muslin (Eropa) atau Maisolos (Yunani Kuno), Masalia (India Timur) dan Ruhm (Arab), tercatat pertama kali dibuat dan diperdagangkan di kota Dhaka, Bangladesh, hal ini merujuk pada catatan seorang pedagang Arab bernama Sulaiman pada Abad IX.

Sementara Marco Polo pada tahun 1298 Masehi dalam bukunya The Travel of Marco Polo menggambarkan kain muslin itu dibuat di Mosul (Irak) dan dijual oleh pedagang yang disebut “Musolini”. Uniknya, masyarakat Sulawesi Selatan lebih dulu mengenal dan mengenakan jenis kain ini dibanding masyarakat Eropa, yang baru mengenalnya para XVII dan baru popular di Prancis pada abad XVIII.

Pada awal munculnya, baju tokko tidaklah lebih dari baju tipis dan longgar sebagaimana karakter kain Muslin. Tampilannya masih transparan sehingga masih menampakkan payudara, pusar dan lekuk tubuh pemakainya. Hal ini diperkuat oleh James Brooke dalam bukunya Narrative of Events, sebagaimana dikutip Christian Pelras dalam Manusia Bugis.
“Perempuan [Bugis] mengenakan pakaian sederhana, Sehelai sarung [menutupi pinggang], hingga kaki dan baju tipis longgar dari kain muslin (kasa), memperlihatkan payudara dan leluk-lekuk dada,” ungkap James Brooke dalam bukunya.

Penggunaan kutang pada tahun 30-an belum popular di Tanah Bugis. Sehingga tidak janggal jika pada saat itu masih banyak ditemui perempuan Bugis menggunakan Baju Tokko tanpa memakai penutup dada.

Sejatinya, dalam adat Bugis, setiap warna baju Tokko yang dipakai oleh perempuan Bugis menunjukkan usia serta martabat pemakainya. Kata “Tokko”, diperkirakan menilik pada bentuk baju tersebut yang berbentuk baju kurung tanpa jahitan, bagian bawah terbuka, bagian atas berlubang seukuran kepala tanpa kerah.

Bagian depan tidak memiliki kancing atau perekat lainnya, pada ujung atas sebelah kiri dan kanan dibuat lubang selebar satu jengkal. Lubang tersebut berfungsi sebagai lubang keluar masuknya lengan. Atas dasar inilah maka baju ini kemudian disebut sebagai baju Pokko, baju yang tidak memiliki lengan. Pada perkembangan berikutnya kata pokko berubah menjadi tokko.

Kepercayaan Pra Islam Orang Makassar


KEPERCAYAAN ORANG BUGIS, MAKASSAR, MANDAR DAN TORAJA SEBELUM MASUK ISLAM


Sejak dahulu, masyarakat Sulawesi Selatan telah memiliki aturan tata hidup. Aturan tata hidup tersebut berkenaan dengan, sistem pemerintahan, sistem kemasyarakatan dan sistem kepecayaan. Orang Bugis menyebut keseluruhan sistem tersebut Pangngadereng, orang MakassarPangadakang, Orang Luwu menyebutnya Pangngadaran, Orang Toraja Aluk To Dolo dan Orang Mandar Ada’.
Dalam hal kepercayaan penduduk Sulawesi Selatan telah percaya kepada satu Dewa yang tunggal. Dewa yang tunggal itu disebut dengan istilahDewata SeuwaE (dewa yang tunggal). Terkadang pula disebut oleh orang Bugis dengan istilah PatotoE (dewa yang menentukan nasib). OrangMakassar sering menyebutnya dengan Turei A’rana (kehendak yang tinggi). Orang Mandar Puang Mase (yang maha kedendak) dan orang Toraja menyebutnya Puang Matua (Tuhan yang maha mulia).
Mereka pula mempercayai adanya dewa yang bertahta di tempat-tempat tertentu. Seperti kepercayaan mereka tentang dewa yang berdiam di Gunung Latimojong. Dewa tersebut mereka sebut dengan nama Dewata Mattanrue. Dihikayatkan bahwa dewa tersebut kawin dengan Enyi’li’timo’kemudian melahirkan PatotoEDewa PatotoE kemudian kawin denganPalingo dan melahirkan Batara Guru.
Batara Guru dipercaya oleh sebagian masyarakat Sulawesi Selatan sebagai dewa penjajah. Ia telah menjelajahi seluruh kawasan Asia dan bermarkas di puncak Himalaya. Kira-kira satu abad sebelum Masehi Batara Guru menuju ke Cerekang Malili dan membawa empat kasta. Keempat kasta tersebut adalah kasta Puang, kasta Pampawa Opu, kasta Attana Lang, dan kasta orang kebanyakan.
Selian itu Batara Guru juga dipercaya membawa enam macam bahasa. Keenam bahasa tersebut dipergunakan di daerah-daerah jajahannya. Keenam bahasa itu adalah:
a. Bahasa TaE atau To’da. Bahasa ini dipergunakan masyarakat yang bermukim di wilayah Tana Toraja , Massenrengpulu dan sekitarnya. Mereka dibekali dengan kesenian yang bernama Gellu’.
b. Bahasa Bare’E. Bahasa ini dipergunakan oleh masyarakat yang bermukim di wilayah Poso Sulawesi Tengah. Mereka dibekali dengan kesenian yang disebutnya Menari.
c. Bahasa Mengkokak, bahasa ini dipergunakan oleh masyarakat yang bermukim di wilayah Kolaka dan Kendari Sulawesi Tenggara. Mereka pula dibekali dengan kesenian, yang namanya Lulo’.
d. Bahasa Bugisi. Bahasa ini dipergunakan oleh masyarakat yang bermukim di Wajo seluruh daerah disekitarnya dan dibekali dengan kesenian Pajjaga.
e. Bahasa Mandar. Bahasa ini dipergunakakan oleh masyarakat yang berdiam di wilayah Mandar dan sekitarnya. Mereka dibekai dengan kesenian Pattundu.
f. Bahasa Tona. Bahasa ini dipergunakan oleh masyarakat yang bermukim di wilayah Makassar dan sekitarnya. Mereka dibekali dengan kesenian dan sebutnya Pakkarena.
Keturunan Batara Guru tersebar ke mana-mana. Keturunannya terbagi-bagi pada seluruh wilayah jelajahnya yang meliputi wilayah bahasa tersebut diatas. Mereka menduduki tempat-tempat yang strategis seperti puncak-puncak gunung. Beberapa gunung yang mereka jadikan tempat strategis adalah sebagai berikut:
a. Dipuncak Gunung Latimojong. Mereka menyebut Puang ri Latimojongdengan gelar Puang Ma’tinduk GallangPuang Ma’taro BessiDewata Kalandona BuntuPuang Lajukna Tanete.
b. Dipuncak Gunung Nonaji. Mereka mengelari Puang ri Sinaji denganDewata Mararang Ulunna, Maea Pa’barusunna, Borrong Lise’matanna.
c. Di puncak Gunung A’do, dengan nama Puang Tontoria’do’.
d. Di tasik Mengkombong dengan nama Londong di Langi
e. Di Napo’ (Dende’) dinamakan Datue ri Naopo.
Dengan pengawasan Batara Guru melalui puncak gunung yang tinggi, ia melantik anak-anak keturunannya untuk menjadi raja di tiga kerajaan besar. Ketiga kerajaan yang dimaksud adalah Pajung di Luwu, Somba di Gowa dan Mangkau di Bone. Kemudian disusul dengan kerajaan-kerajaan bagian, seperti Addatuang Sidenreng, Datu Soppeng, Arung Matoa Wajo, Arajang di Mandar, Puang di Tana Toraja dan sebagainya. Kepemimpinan dari raja-raja ini dimotori oleh kharisma dan kesaktian dewa-dewa yang menguasai puncak ketinggian di Sulawesi Selatan.
Di antara kepercayaan sebagian penduduk Sulawesi Selatan adalah Aluk To Dolo oleh orang Toraja. Sebelum masuknya agama Islam sebagian penduduk Sulawesi Selatan telah mempercayai terhadap sesuatu yang Maha Pencipta, pengatur segenap alam. Mereka menyebutnya dengan“Puang Matua”. Pemimpin Aluk To Dolo disebut Burako memimpin dua aluk yaitu Aluk Mata Allo dan Aluk Mata Ampu. Kedua aluk tersebut merupakan cara pengaturan jagad raya. Aluk Mata Allo dianut oleh penduduk Tana Toraja bagian Timur dengan tatacara upacara keagamaan dan kemasyarakatan bercorak aristokratis. Sedangkan Aluk Mata Ampu dianut oleh masyarakat Tana Toraja bagian Barat dengan tata upacara keagamaan kemasyarkatan yang bercorak kerakyatan. Pelaksanaan aluk-aluk tersebut yang mengilhami kebudayaan masyarakat Tana Toraja dalam aspek rohaniah, fisik dan tingkah lakunya.
Pada zaman dahulu, masyarakat Tana Toraja mengenal empat puluh persekutuan adat yang dikenal dengan “Arruan Patampulo”. Keempat puluh persekutuan tersebut tergabung dalam daerah persekutuan yang disebut dengan “Lampangan Bulan” . Wilayahnya adalah meliputi Tana Toraja dan sekitarnya. Menurut Dr. Noorduyn bahwa persekutuan inilah yang merupakan masyarakat asli Sulawesi Selatan. Keberadaan mendahului priode Galigo dan priode Lontara yang mengadabtasi berbagai unsur kepercayaan dan kebudayan dari luar Sulawesi Selatan. Kepercayaan Aluk To Dolo masih dipercayai oleh banyak orang Toraja dewasa ini dengan bentuk-bentuk persekutuan kaum dalam lingkup-lingkup keluarga yang disebut Tongkonan. Ciri khas kepercayaannya yang dianut sejak dulu masih eksis dalam prilaku keagamaan dan adat masyarakat Toraja saat ini.
Misteri makna dari sistem kepercayaan itu sampai saat ini belum diungkap secara memuaskan. Dari hasil pengamatan sementara, dapat dikatakan bahwa ketuhanan Aluk To Dolo bersifat monoteistik dan tidak mengenal hirach dewa-dewa. Puan Matua sebagai pencipta segala sesuatu, memberi berbagai aluk untuk tata tertib dalam kehidupan dunia. Puan Matua itu sendiri dapat dipahami penyataannya melalui penyelenggaraan berbagai macam upacara aluk yang dilakukan oleh orang-orang yang masih hidup dalam rangka hubungan yang tetap dengan dunia roh-roh yang terdapat dalam dunia ini. (Noorduyn, 1964).
Sisa-sisa kepercayaan yang mirip dengan kepercayaan Aluk To Dolo masih terdapat diberbagai tempat di daerah Sulawesi Selatan. Hal itu dapat tampak dengan jelas di Tana Toa Kajang (Kabupaten Bulukumba) dan di Onto, pegunungan terpencil di Camba dan Barru. Kepercayaan mereka dikenal oleh masyarakat luar dengan agama Patuntung. Agama Patuntungmempercayai adanya sesuatu yang Maha Kuasa, MahaTunggal dengan berbagai nama. Ada yang menamakannya Turia a’rana (yang berkehendak) dan sebagainya. Agama Patuntung dipercayai oleh persekutuan dan dipimpin oleh seorang yang mereka telah mendapat petunjuk dari Yang Maha Kuasa dengan tanda-tanda tentang adanya sesuatu kelebihan di dalam kehidupannya. Oleh karena itu, Dia dipilih untuk memimpin kaum dan sekaligus menjadi pemimpin agama. Kaum menghormatinya sebagai makhluk yang suci ditaati segala kehendaknya.
Saat ini penganut agama Patuntung sudah mendapat pengaruh dari luar. Penganut agama Patuntung yang dikenal sejak dahulu lebih memilih hidup memencilkan diri di daerah-daerah yang sukar dikunjungi oleh orang luar. Namun saat ini kebudayaan dari luar juga sempat mempengaruhi kebudayaan mereka. Hal ini dapat dilihat pada penyataan-pernyataan ritual mereka yang tergambar keadaan sikritisme. Tampak dalam unsur kepercayaannya telah dipengaruhi oleh kepercayaan yang mirip dengan kepercayaan agama Budha dan Islam. Pada umumnya agama Patuntungberpakaian yang berwarna gelap yaitu hitam atau biru tua.
Selain kepercayaan Aluk To Dolo masih terdapat kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat Sulawesi Selatan, yaitu agama Towani Tolotang. Agama Towani Tolotang dianut oleh sebagian masyarakat Sindenreng Rappang, terutama di beberapa bagian pedalaman. Agama tersebut merupakan suatu kepercayaan yang mempercayai adanya kekuasaan alam yang tinggi yang mereka namai To PalanroE (orang yang mencipta), Dewa SeuwaE (Dewa yang tunggal). Dalam perurutan nama-nama yang mengandung aspek-aspek kedewaan terdapat nama Batara Guru,Sawerigading, Galigo dan sebagainya.
Mereka mempercayai sebuah kitab suci, namanya Mitologi Galigo. Mereka menganggap ajaran dalam kitab ini sebagai jalan kebenaran yang tinggi, dan disitulah mereka mengambil pedoman tentang tata cara hidup kemasyarakatan seperti perkawinan di antara mereka, termasuk upacara dalam hidup keagamaan mereka lakukan dengan sangat ketat. Pada zaman dahulu orang Bugis tidak menguburkan mayat mereka, akan tetapi dibakar dan hasil pembakarannya dimasukkan ke dalam guci. Tentang pembakarannya mayat tersebut ada hubungannya dengan kepercayaan agama Tolotang atau Toani yang diduga asalnya dari Ware Luku sebagai tempat asal Mitologi Galigo.